mungkin kawan-kawan belum tau apa itu metode KB kalender, suhu basal maupun metode simpthothermal, maka dari itu nurul akan sedikit memberikan penjelasan tentang KB sederhana ini supaya kawan-kawan dapat menambah wawasan dari blog nurul ini, mari kita belajar bareng-bareng yukkk,,,,,,, cekidot.....
A. METODE KALENDER
1. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Metode
kalender atau pantang berkala ini merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli
kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode
kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus
berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum
menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem
kalender.
2. Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan
kesempatan bisa hamil,
3. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
4. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
5. Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan
kesempatan bisa hamil,
3. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
4. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
5. Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
Faktor
Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat
menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
a. Penentuan
masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran
reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
b. Anggapan
bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan
sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum
dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c. Penentuan
masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
d. Kurangnya
pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis
mukus/lendir serviks yang menyertainya.
e. Anggapan
bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi.
Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
6.
Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
a. Pre
ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
b. Fertility
phase (masa subur).
c. Post
ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa
subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari.
Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam
kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat
data yang telah dicatat.
Bila
haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam
siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga
hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Bila
haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus : Hari pertama
masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
B. METODE SUHU BASAL TUBUH
1. Pengertian
Suhu
basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
Tujuan pencatatan
suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal
tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal. Thermometer basal ini
dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan
pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu
normal tubuh sekitar 35,5-360 C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun
terlebih dahulu dan naik menjadi 37-380 C kemudian tidak akan
kembali pada suhu 350 C. Pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi.
Kondisi
kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila
grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang
memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh
dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan.
Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
2. Manfaat
Metode
suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
a.
Manfaat konsepsi
Metode
suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
b.
Manfaat kontrasepsi
Metode
suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah
kehamilan.
3. Efektifitas
Metode
suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu
tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan
dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkatkan keefektifan
metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita
per tahun. Secara teroritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100
wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida
ataupun metode kalender atau pantang berkala (calendar method or periodic abstinence).
Factor
yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun
factor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Penyakit
b. Gangguan
tidur
c. Merokok
dan atau minum alkohol
d. Penggunaan
obat-obat ataupun narkoba
e. Stress
f. Penggunaan
selimut elektrik
4.
Keuntungan
Keuntungan
dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
pada pasangan suami tentang masa subur/ovulasi.
b.
Membantu wanita yang mengalami siklus
haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
c.
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi
ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
d.
Membantu menunjukkan perubahan tubuh
lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
e.
Metode suhu basal tubuh yang
mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
5.
Keterbatasan
Sebagai
metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagi berikut:
a.
Membutuhkan motivasi dari pasangan
suami istri.
b.
Memerlukan konseling dan KIE dari
tenaga medis.
c.
Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh
penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stress, penggunaan narkoba maupun
selimut elektrik.
d.
Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan
pada waktu yang sama.
e.
Tidak mendeteksi awal masa subur.
f.
Membutuhkan masa pantang yang lama.
6.
Petunjuk
Bagi pengguna metode Suhu Basal Tubuh
Aturan
suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a.
Suhu diukur pada waktu yang hampir sama
setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
b.
Catat suhu ibu pada kartu yang telah
tersedia.
c.
Gunakan catatan suhu pada kartu
tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi
dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di
luar normal atau biasanya.
d.
Abaikan setiap suhu tinggi yang
disebabkan oleh dendam atau gangguan lain.
e.
Tarik garis pada 0,050 C –
0,10 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini
disebut garis pelindung (cover line)
atau garis suhu.
f.
Periode tak subur mulai pada sore hari
ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g.
Hari pantang senggama dilakukan sejak
hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh
(setelah masuk periode masa tak subur).
h.
Masa pantang untuk senggama pada metode
suhu basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi
billings.
i.
Perhatikan kondisi lendir subur dan tak
subur yang dapat diamati
C. METODE
SYMPTHOTHERMAL
1. Pengertian
Metode
Simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah ( KBA ) yang
mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Metode ini
mengamati tiga indikator kesuburann
yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan
perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode
simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada
menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama,
maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.
2. Manfaat
Metode
simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi
a. Manfaat
kontrasepsi
Metode
simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan
dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat
masa subur).
b. Manfaat
konsepsi
Metode
simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan
melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
3. Efektifitas
Angka
kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil
dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar,
saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan
angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3
persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
Hal yang Mempengaruhi Metode
Simptothermal Menjadi Efektif
Metode
simptothermal akan menjadi efektif apabila:
a.
Pencatatan
dilakukan secara konsisten dan akurat.
b.
Tidak
menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan
pola kesuburan.
c.
Penggunaan
metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kerjasama
dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu
menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau
menggunakan beberapa metode penghalang
selama hari-hari paling subur.
Hal yang Mempengaruhi Metode
Simptothermal Tidak Efektif
Metode
simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
a.
Wanita yang
mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
b.
Wanita yang
mempunyai penyakit.
c.
Pasca
perjalanan.
d.
Konsumsi
alcohol.
Hal-hal tersebut di atas dapt
mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.
Pola
Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai
digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
a. Wanita yang memilki pasangan seksual
lebih dari satu.
b. Tidak ada komitmen antara pasangan
suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
c. Wanita yang tidak dapat mengamati hari
suburnya karena sifat wanita itu sendiri
atau alasan lain.
d. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak
melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap
bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
e. Wanita yang mempunyai resiko
kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
f. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi
maupun produksi lendir serviks.
4. Keuntungan
Metode
simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
a.
Tidak ada
efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
b.
Aman.
c.
Ekonomis.
d.
Meningkatkan
hubungan kerjasama antar pasangan.
e.
Dapat
langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
f.
Tidak
memerlukan tidak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
5. Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai
keterbatasan antara lain:
a. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang
mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
b. Metode simptothermal kurang efektif
karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan
lendir serviks.
c. Metode simptothermal memerlukan
kerjasama antara pasangan suami istri.
d. Pengguna harus mendapatkan pelatihan
atau instruksi yang benar.
6. Petunjuk
bagi pengguna metode simptothermal
Pengguna/ klien metode simptothermal
harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode
suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat
menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir
serviks.
1.
Klien dapat
melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti (
periode tidak subur sebelum ovulasi).
2.
Ovulasi
terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya
lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan
pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3.
Pantang
senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari
puncak lendir subur.
4.
Apabila dua
gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode
tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang di mana
masa pantang senggama harus dilakukan.
nah setelah membaca artikel ini kawan-kawan sudah tau kan apa itu
metode KB
sederhana, suhu basal, maupun metode simpthothermal, semoga artikel ini bermanfaat
ya, eh tapi jangan dilakukan kalau belum menikah ya,,,,,
hehehe
salam manis,,,,
sederhana, suhu basal, maupun metode simpthothermal, semoga artikel ini bermanfaat
ya, eh tapi jangan dilakukan kalau belum menikah ya,,,,,
hehehe
salam manis,,,,