Selasa, 18 Oktober 2011

Metode Kaleder, Suhu Basal, dan Metode Simpthothermal

haiiiiihaiiiii kawan-kawan, sekarang nurul mau berbagi ilmu nih bagi orang yang sudah menikah lho ini, nurul akan menjelaskan tentang KB. Nah pada kesempatan ini nurul akan menjelaskan metode KB sederhana tanpa alat yang diantaranya adalah metode KB kalender, suhu basal dan metode simpthothermal.

mungkin kawan-kawan belum tau apa itu metode KB kalender, suhu basal maupun metode simpthothermal, maka dari itu nurul akan sedikit memberikan penjelasan tentang KB sederhana ini supaya kawan-kawan dapat menambah wawasan dari blog nurul ini, mari kita belajar bareng-bareng yukkk,,,,,,, cekidot.....

A.  METODE KALENDER
 
1.     Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.

Metode kalender atau pantang berkala ini merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.

Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.

  
2. Manfaat 
  Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
            a.    Manfaat kontrasepsi
                Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
            b.    Manfaat konsepsi
                Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan 
              melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan 
              kesempatan bisa hamil,

3. Keuntungan
    Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
             a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
             b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
             c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
             d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
             e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari 
                 resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
             f. Tidak memerlukan biaya.
             g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi. 


4. Keterbatasan
    Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
           a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
           b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
           c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
           d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
           e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
           f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
              g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
 
5.    Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
a.       Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
b.      Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c.       Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
d.      Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.


e.       Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
6.    Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
a.       Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
b.      Fertility phase (masa subur).
c.       Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.


Bila haid tidak teratur

Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus : Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.

   B.  METODE SUHU BASAL TUBUH
1.  Pengertian
Suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan


Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal. Thermometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360 C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-380 C kemudian tidak akan kembali pada suhu 350 C. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.


2.  Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
a.    Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
b.    Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.

3.  Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkatkan keefektifan metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teroritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calendar method or periodic abstinence).


Factor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun factor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
a.       Penyakit
b.      Gangguan tidur
c.       Merokok dan atau minum alkohol
d.      Penggunaan obat-obat ataupun narkoba
e.       Stress
f.       Penggunaan selimut elektrik

4.    Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a.    Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami tentang masa subur/ovulasi.
b.    Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
c.    Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
d.    Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
e.    Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

5.    Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagi berikut:
a.    Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
b.    Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.


c.    Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
d.    Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
e.    Tidak mendeteksi awal masa subur.
f.    Membutuhkan masa pantang yang lama.

6.    Petunjuk Bagi pengguna metode Suhu Basal Tubuh
Aturan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a.    Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
b.    Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
c.    Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
d.    Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh dendam atau gangguan lain.
e.    Tarik garis pada 0,050 C – 0,10 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
f.    Periode tak subur mulai pada sore hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g.    Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
h.    Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi billings.
i.     Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati


   C.  METODE SYMPTHOTHERMAL
1.  Pengertian
Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah ( KBA ) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Metode ini mengamati tiga indikator  kesuburann yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.

Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.



2.  Manfaat
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi
a.  Manfaat kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
b.  Manfaat konsepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.

3.  Efektifitas
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
a.    Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
b.    Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
c.    Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kerjasama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
a.    Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
b.    Wanita yang mempunyai penyakit.
c.    Pasca perjalanan.
d.    Konsumsi alcohol.
Hal-hal tersebut di atas dapt mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.

Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
a.       Wanita yang memilki pasangan seksual lebih dari satu.
b.      Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
c.       Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya  karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
d.      Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
e.       Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.


f.       Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

4.  Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
a.       Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
b.      Aman.
c.       Ekonomis.
d.      Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
e.       Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
f.       Tidak memerlukan tidak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.

5.  Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
a.       Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
b.      Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
c.       Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
d.      Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.


6.  Petunjuk bagi pengguna metode simptothermal
Pengguna/ klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1.     Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti ( periode tidak subur sebelum ovulasi).
2.    Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3.    Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
4.    Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang di mana masa pantang senggama harus dilakukan. 


  
nah setelah membaca artikel ini kawan-kawan sudah tau kan apa itu metode KB
sederhana, suhu basal, maupun metode simpthothermal, semoga artikel ini bermanfaat
ya, eh tapi jangan dilakukan kalau belum menikah ya,,,,,
hehehe
salam manis,,,,

2 komentar:

  1. sy bingung dgn garis merah (cover line) yg di gambar anda (metode suhu basal), setau sy cover line itu di tarik 0,05-0,1 dari suhu tertinggi di 10 hari pertama haid, tp kenapa d gambar anda kok beda dari teori yg ada????????????

    BalasHapus
  2. terima kasih mba nurul azizah... postingannya sangat membantu... :)

    BalasHapus